Kota Banjar di Usia 14 Tahun
KOTA BANJAR. Menginjak umur 14 tahun. Dalam usianya yang masih muda,
kota yang berada di paling ujung timur Provinsi Jawa Barat, ternyata
mampu dan bisa sejajar dengan kabupaten atau kota lainnya di tanah
air. Hari jadi sebuah kota merupakan salah satu momentum untuk
meningkatkan semangat pembangunan dan pengembangan daerah pada semua
lapisan masyarakat. Waktu yang tepat untuk melakukan refleksi, evaluasi dan resolusi diri dalam
upaya menjangkau masa depan yang jauh lebih baik, aman mandiri dan
sejahtera sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat kota Banjar.
Kota Banjar adalah pemekaran dari Kabupaten Ciamis, setelah melepaskan diri dari induknya Kabupaten
Ciamis, terus memacu diri dalam semua bidang kehidupan kemasyarakatan,
ditunjang dengan pembangunan infrastruktur yang semakin lengkap. Pesatnya pembangunan diawal pemekarkan telah mengubah Kota Banjar yang sebelumnya hanya kota yang tidak begitu diperhitungkan, telah memposisikan dan mensejajarkan menjadi kota yang perlu diperhitungkan.
Sebut saja beberapa fasilitas berbagai kegiatan, di antaranya
pembangunan pusat kegiatan olah raga atau sport center yang ada di
wilayah Kecamatan Langensari, Lapangan Bhakti yang terus bersolek, Taman
Pusat Kreativitas Pemuda dan Budaya Kota Banjar di sisi Sungai Citanduy
wilayah Parunglesang, Gedung Pusat Dakwah, dan lainnya.Gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintahan maupun publik terus
tumbuh untuk memenuhi kebutuhan warganya yang juga tingkat
kesejahteraannya semakin meningkat.
Pembangunan hampir ada setiap sudut kota banjar, keberadaan fasilitas sangat
berdampak positif dalam peningkatan roda perekonomian masyarakat. Di lain pihak, pelayanan
pemerintah terus dipacu untuk lebih memudahkan pelayanan masyarakat. Pertumbuhan bidang ekonomi pun terus menunjukkan tren positif, dari
tahun ke tahun indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Banjar
menunjukan peningkatan yang semakin baik. Sasaran pencapaian visi Banjar sebagai Kota Agropolitan juga terus
digulirkan. Hal itu bukan hanya sebatas selogan, akan tetapi dibuktikan
dengan tumbuh kembangnya sektor pertanian, termasuk persiapan daerah
penyangga yang semakin kuat.
Duet kepemimpinan Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih dan Wakil Wali
Kota Darmadji Prawirasetia, terus bahu membahu untuk mewujudkan berbagai program
kerja yang menjadi janji politik ketika berkampanye sebagai cawali
Kota Banjar. Hal itu diwujudkan dalam visi Kota Banjar Tahun 2014-2018 yakni,
"Dengan Iman Dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar Yang Agamis,
Mandiri Dan Sejahtera Menuju Banjar Agropolitan. Seiring dengan perjalanan visi tersebut, tepat lah jika di saat HUT-14 Kota
Banjar menjadi kota banjar yang otonom serta semakin sejahtera
dalam segala bidang.
Wali Kota Banjar, Ade Uu Sukaesih menyatakan iman dan taqwa menjadi
kata kunci serta landasan bagi Pemerintah Kota Banjar untuk mencapai
visi, di antaranya agamis yaitu masyarakat harus memiliki keberdayaan
secara religius, sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat dan
kearifan lokal serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju keimanan,
ketaqwaan, serta akhlak mulia yang rukun dan saling menghormati. Mandiri artinya Pemerintah Kota Banjar harus memiliki kekuatan
sendiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dalam bidang
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik, infrastruktur
dan bidang lainnya. Sejahtera yaitu masyarakat yang memiliki keberdayaan secara sosial
dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun
kemasyarakatan secara layak dan aman.
Sedangkan, Agropolitan mempunyai arti bahwa Kota Banjar berpeluang
dikembangkan lebih luas di bidang bisnis berbasis pertanian dengan
berbagai sektor agropolitan seperti Banjar menjad kota agroindustri,
jasa-jasa pertanian dan agrowisata, menjadi pusat distribusi
produk-produk pertanian, ditambah pula sebagai kota jasa dan perdagangan
dengan memanfaatkan letak strategis geografis Kota Banjar. Berbagai
indikator tersebut secara bersama-sama dan saling melengkapi akan
mewujudkan Banjar Agropolitan.
Pembangunan yang dilakukan tak lepas dari misi pembangunan yang
telah kami susun bersama. Di tahun kedua ini, akselerasi pembangunan
mulai digenjot kembali," kata Ade Uu Sukaesih.Hal itu setidaknya tercermin dari kebijakan politik anggaran Kota
Banjar. tahun 2016 anggaran belanja publik jauh lebih besar ketimbang
belanja pegawai, dengan rasio 54 persen berbanding 46 persen. Itu
artinya APBD lebih banyak digunakan untuk membiayai pembangunan
ketimbang untuk mendanai pemerintahan.
Infrastruktur sudah mulai lengkap dan merata, akan tetap diteruskan.
Di lain pihak, program mewujudkan misi meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, juga terus dikebut. Pemerintah Kota Banjar akan segera mewujudkan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK), pembangunan dan
revitalisasi Pasar Muktisari dan lainnya,"
Post a Comment