Steak Ikan Hiu Sidoarjo

Kriukkkk..’
Begitu tepung kemripik itu pecah, gigi akan langsung memotong daging
hiu yang lembut yang sudah diiris-iris berbentuk fillet. Lidah pun
segera merasakan sedikit sengatan rempah yang menguap dari tepung dan
sausnya. Meski disajikan panas, sebaiknya kombinasi daging hiu dan
tepung itu jangan cepat ditelan, kunyah dulu beberapa saat, kalau tidak
ingin kehilangan citarasanya yang unik itu.“Saya memang membuat
resep sendiri yang tentu tidak sama dengan steak lain. Ini daging hiu,
jadi harus resep yang khusus,” kata Elok Kurniawati, pemilik Kedai Ikan Sidoarjo, ketika dikunjungi saya pekan lalu.
Perempuan yang juga
terapis akupunktur ini menjelaskan, tidak mudah membuat steak hiu,
karena sifat dagingnya yang sangat lembut. Menurutnya, kalau dipanggang
biasa, daging itu akan hancur dan kalau disajikan tentu saja bentuknya
tidak sedap dipandang. Maka, balutan tepung crispy itulah solusinya.Tak
afdol memang kalau steak hiu ini tidak mendapat teman varian lain.
Lalu, Elok pun menyajikan steak hiu dengan mushroom sauce dan satu lagi
steak hiu black pepper. Seperti varian terdahulu, kedua steak hiu
terakhir juga dijamin bercita rasa lain dari biasanya.
Eksperimen
dengan daging hiu bagi Elok tidak sebatas pada tiga varian steak itu.
Sarjana Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya Malang ini juga memodifikasi daging predator itu
menjadi sate dan sup. Seperti steak, dari perwajahannya sate hiu
Kedai Ikan Sidoarjo mirip sate-sate lain. Tentu saja, karena sudah
cokelat hasil dibakar dan dilumuri bumbu kacang. Namun, sekali lagi,
hasil gigitan pertama sudah mengisyaratkan ini sate hiu yang berdaging
lembut. Aroma ikan bakar langsung terasa di lidah.
Ini karena
saya pakai arang batok kelapa sebagai campuran arang kayu biasa. Lebih
mahal tapi ada citarasa lain yang terasa di daging,” kata Elok
menjelaskan bagaimana sate itu dipanggang. Sekarang soal sup hiu.
Dari sisi bahan, sup ini tidak beda dengan sup yang biasa kita makan di
rumah, kecuali ada tambahan daging hiu yang dipotong dadu. Yang
membedakan, sup ini baru dimasak ketika dipesan dan disajikan dalam
kondisi matang penuh, kecuali kuah dan daging ikan hiunya. “Saya ingin
sup yang segar. Sayurnya belum layu sehingga sehingga kandungan gizinya
masih lengkap,” kata Elok.
Begitulah nasib hiu yang ganas ketika
berhadapan dengan sarjana perikanan yang juga ahli akupunktur, jadilah
hidangan lezat. Nyam… nyam…Sumber Wisata Kuliner
Baca Juga Nasi Jamblang Kas Cirebon
Post a Comment