Kementan Ajak Gempita Garap Lahan 50.000 H

Gempita. Jatim adalah sentra jagung nasional yang luas lahan panen mencapai 1,29 juta hektare pada tahun 2016, dengan jumlah produktifitas rata-rata 5,2 ton per hektare. Produksi jagung Jatim pada 2016 mencapai 6,7 juta ton atau setara 30 persen dari produksi nasional yang mencapai angka 20 juta ton.

Tahun 2017 ini, Kementerian Pertanian memberikan target perluasan lahan panen jagung di Jatim mencapai 1,36 juta hektare dengan angka produktifitas di atas 7 juta ton.

Untuk itu pemerintah melalui APBN 2017 mengalokasikan bantuan benih jagung dan pupuk kepada petani di Jawa Timur, untuk lahan seluas 104 ribu hektare.

Guna mencapai swasembada jagung nasional, dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung jagung dunia serta menghilangkan ketergantungan pada jagung impor, Kementerian Pertanian mendorong pemanfaatan lahan-lahan tidur di berbagai daerah untuk digarap menjadi lahan produktif jagung dengan menggandeng Gempita.

Gempita adalah gerakan pemuda tani Indonesia, yang secara nasional dibentuk oleh Kementerian Pertanian dengan menggandeng 16 ormas kepemudaan di Indonesia.
 
Potensi lahan tidur yang belum tergarap, luasannya luar biasa. Di sisi lain banyak anak muda kekinian, tidak mengenal bisnis di sektor pertanian. Makanya, kami ajak mereka untuk terjun menggarap lahan tidur yang ada di Jawa Timur. Target kami, dengan melibatkan pemuda tani ini akan mempercepat upaya pemerintah mencapai swasembada pangan nasional, khususnya jagung," ujar pejabat dari Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Rosita Anggraeni usai menghadiri pelantikan pengurus Gempita Jatim dan 'Workshop Farmpreneur Raih Untung Budidaya Jagung di Lahan Tidur Jatim', di kantor Dinas Pertanian Jatim, Senin (13/2/2017).

Koordinator Nasional Gempita, Muhammad Riyada menambahkan, Jatim adalah lumbung jagung nasional dan dinilai tidak sulit untuk menggarap lahan tidur hingga 50 ribu hektare. Pihaknya optimis pemuda tani Jawa Timur mampu mencapai taget tersebut, bahkan bisa lebih.
 
Dengan letak geografis yang ada, saya kira untuk mencapai lahan sebanyak 50 ribu hektare di Jatim untuk swasembada pangan sangat mudah. Saya yakin untuk itu," imbuhnya.

Riyada menerangkan, seluruh lapisan pemuda yang ada di Jatim diharapkan bergabung dengan Gempita untuk mensukseskan swasembada pangan terutama jagung. Termasuk juga kelompok petani, diminta untuk bergandeng tangan dalam mencapai cita-cita untuk berdaulat dalam peningkatan tanaman jagung. Sebab, menurutnya jagung juga mempunyai potensi bisnis yang luar biasa.

Perputaran uang dalam budidaya jagung seluas 50 ribu hektare saat ini, menurut Riyada, pada musim panen tiba bisa tembus dalam angka Rp 750 miliar lebih. Dengan potensi yang ada, dia berharap bisa ditangkap menjadi peluang bisnis bagi kalangan pemuda yang tergabung dalam Gempita Jatim. Setidaknya, bisa membuka peluang usaha baru dan sekaligus membuka lapangan kerja dari budidaya jagung di  atas lahan yang sudah disiapkan. Ini bisnis (jagung) menarik buat anak muda di Jatim, harus dikonkretkan kerena juga menjadi petani muda itu keren," jelasnya.
 
Ditemui terpisah, Ketua Korwil Gempita Jatim Durul Izza Alfatawi didampingi Yanto selaku Kabid Bussines Development dan Koperasi Korwil Gempita Jawa Timur menyatakan siap untuk mendukung program nasional terkait swasembada pangan. Seluruh jaringan yang ada di 38 kabupaten/kota di Jatim, juga akan dikerahkan secara maksimal dalam mendukung program dan arahan dari ketua Kornas. Target lahan seluas 50 ribu hektar untuk tanam jagung, juga sudah disiapkan dan sinergi dengan seluruh kalangan muda, kelompok tani juga sudah dikomunikasikan secara intensif.

"Kami sudah siap lahir batin, mendukung program nasional swasembada pangan khususnya untuk tanam jagung," pungkasnya